Riwayat kami kini hanya seperti daun yang layu
Terurai turun dengan bayang-bayang kehancuran
Tanah tak lagi bersahabat denagan kami
Air tak lagi menghilangkan rasa haus
Tapi mendatangkan bencana yang besar
Isak tangis bergemuruh dimana-mana
Rumah kami hancur disapu gelombang
Tempat tinggal kami hilang rata dengan tanah
Air mata tak dapat mengobati luka kami
Tak sedikit pun air mata menetes diwajah mereka
Tak setetes pun air mata yang mengalir dari matanya
Yang ada hanya senyum dan tawa dibalik kursi yang empuk itu
Tak seorang pun dari mereka yang tergerak
Dimana orang-orang yang memperjuangkan nasib kami ?
Anak-anak kami tak bisa tidur
Anak-anak kami menangis dan menangis
Rumah kami hilang disapu banjir
Rumah kami hilang ditelan amarah tanah yang sedang marah
Siapakah dalang dibalik semuanya?
Hutan-hutan kayu dirampas tak tersisa
Bangunan-bangunan yang megah merusak alam kami
Kepada siapa tangis ini ditujukan ?
Riwayat hidup kami seperti daun yang layu
Padi tak tumbuh yang ada hanya genangan air
Sangiang sri kini menangis, menangis melihat tanah menyelimuti tubuh-tubuh yang tak berdoosa
Pernahkah air mata mereka turun dari pelupuk matanya ?
Pernahkan mereka turun dari kursi empuknya ?
Pernahkah mereka merasakan kesusahan ini ?
Itu tak pernah,mereka hanya senyum dan menonton akan keadaan kami
Tanah yang kami cintai tak mencintai kami
Perut yang lapar
Air mata yang bercucuran
Keluarga kami hilang dibalik tumpukan tanah
Anak kami hanyut ditelan oleh arus
Telunjuk-telunjuk tuhan telah merubah tanah ini
Pepohonan takluk di tangan mereka
Tanah ini tunduk di tangan mereka
Hutan-hutan beton tumbuh dimana-mana
Hutan di tempat tinggalku sudah tak ada
Yang ada hanya tangis dan kematian
Dari ulah telunjuk-telunjuk tuhan yang asik duduk di kursi yang empuk
Kucing-kucing semakin tunduk pada tikus
Tikus-tikus tunduk pada orang-orang yang beruang
Tanah yang kami cintai telah mencintai orang-orang berdasi
Petani,buruh kini hanya memakan rumput diseputar rumah mereka
Istri dan anak kami kenyang dengan genangan air dan tumpukan lumpur diatas wajan dan panci di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar