Minggu, 12 Juni 2011

BINGUNG

            Siang yang begitu terik aku terbaring di atas kasur yang begitu empuk bagiku karena sudah lama aku tidur di lantai, selama masa pendidikanku, kini aku terbaring di atas kasur yang begitu empuk itu, di rumah temanku inilah aku tinggal untuk sementara, udara semakin panas mataku terbuka tahap demi tahap, lalu pancaran cahaya matahari sudah menerangi wajahku, aku bergegas bangun dari tempat tidurku, ku ayunkan tanganku ke udara dengan merenggangkan semua otot-otot yang sempat letih dan terasa kaku dalam menjalankan aktivitasku.
            Semalam saya tak dapat tidur, dan terus berkhayal namun pemikiran saya tak menentu, karena adanya suara-suara yang aneh di atas atap, sesekali aku terbangun untuk menoleh keluar jendela, dalam pikiran saya yang terlintas hanyalah sosok seseorang yang berusaha memanjat pagar rumah seseorang tanpa seizing penghuni rumah. Namun imajinasi saya tidak terbukti, melainkan hanya dua ekor kucing yang sedang berlarian memperebutkan bangkai tikus yang semapt merampok di rumah pemilik kucing berwarna putih, malang sekali nasib tikus itu, belum sempat memakan hasil curiannya, ehh, dirinya termakan oleh kucing berwarna putih.
            Atap rumah begitu gaduh aku tak tahan mendengarnya, aku keluar dan mengusir kedua kucing yang sempat kejar-kejaran karena memperebutkan bangkai tikus yang didapat oleh kucing berwarna putih.
            Lama aku pandangi dan mengusir kedua tikus itu, keduanya tak mau beranjak dari atap rumah, namun tak sengaja tiba-tiba saya melihat tikus itu bergerak, dan menggigit kucing yang berwarna putih, kemudian ia terlepas, karena kucing putih sangat kesakitan, tetapi tikus itu tidak lari melainkan tinggal di tempat menyaksikan perseteruan antara kedua kucing yang sedang menggertak satu sama lain, akibat dari perebutan dirinya.
            Aku pun berpikir kejadian ini hampir mirip dengan kisah-kisah korupsi di negeri ini.
            Seolah-olah kucing hitam berbicara kepada sang tikus, kamu pergilah dan bawa hasil curianmu biar aku yang menghadang kucing yang akan menangkapmu ini.
            Ha….ha….ha…….
            Pikiranku pun mulai kembali beraksi, dengan khayalan-khayalan yang sedikit berfantasi, dalam hati dan pikiranku berkata, tikus yang telah mencuri wajib ditangkap oleh kucing, tetapi kucing hitam begitu aneh dengan tingkah lakunya, dia membiarkan tikus itu pergi dengan cara menganggukkan kepalanya, seolah-olah ia memberi isyarat.
            Tapi mengapa kucing hitam ingin melindungi tikus yang telah mencuri tadi, padahal niat baik kucing putih ingin menangkap si pencuri yang telah mengambil barang yang bukan punyanya.
            Tak lama berselang kedua kucing itu kabur tanpa mendapatkan apa sama sekali melainkan hanya bekas-bekas luka akibat cakar mencakar yang dilakukannya.
            Aku bergegas mencuci mukaku karena apa yang saya harapakan untuk mengusir kebisingan telah tercapai, aku mengambil sebatang rokok dan membuat kopi, ku angkat sebuah kursi untuk duduk, sambil  melihat orang-orang berdasi pergi ke kantornya.
            Kembali aku berkhayal, dengan kejadian dari proses aku bangun, mungkin begitulah pencuri di negeri ini ada yang dilindungi dan ada yang dibiarkan berkembang. Aku pun tersenyum kecil dengan melihat anak kecil yang sedang mengenakan seragam sekolah untuk menuju ke sekolahnya.
            Belum lagi aku meneguk kopiku, terdengar dari siaran televisi telah terjadi pencurian uang yang dilakukan oleh seorang pejabat Negara. Aku bergegas memalingkan wajahku dan menghadap ke televise, dalam khayal aku bertanya, waduh pejabat Negara kok maling uang rakyat, apa gakinya belum cukup……?
            Tak terasa istirahatku cukup menyita waktuku hamper 3 jam aku hanya duduk di depan televisi hanya untuk menyaksikan berita, tiba-tiba temanku datang, Zul kamu tidak menjemur pakaian kamu.
            Oooo iya, pakaianku belu ku jemur, aku bergegas menuju sumur dan menimba air untuk membilasnya, satu jam aku bergulat dengan pakaian kotorku tadi, tiba waktunya untuk beristirahat maklum pengacara “pengangguran banyak acara”.
            Saya dan temanku kembali bersandar di sudut rumahnya sambil minum kopi dan ditemani hisapan rokok, saya pun bercerita masalah kejadian yang saya alami pada sangat bangun tidur. Tapi yang melekat dalam ingatanku cuma masalah pejabat yang mencuri uang rakyat tadi. Saya berusaha mencari biodata dirinya, di sebuag warung internet, aku pun langsung kembali ke rumah karena apa yang aku cari telah aku dapat.
Rendra duduk disampingku dengan meneguk kopi yang aku buat sehabis bangun tidur.”Eh…masih untung aku tidak menikmati pendidikan yang tinggi’ kalau begini ceritanya bisa-bisa aku masuk didalamnya,”           
Sambil menoleh ke televise saya pun menjawab perkataan temanku tadi ”Kamu jangan berfikir begitu, tapi aku juga sempat tercengang melihat berita tadi” apa mungkin yaa…?”
“Ha…ha..ha… kamu tidak usah sekolah tinggi-tingi kalu ujung-ujungnya ingin kaya”
Sambil bercanda di hadapanku dengan mendorong bahukananku pelan-pelan, aku kembali teringat oleh hayalanku itu, kembali aku merunut dalam pikiranku tentang orang tadi Ternyata orang itu, memilki pendidikan yang tinggi, saya pun menelusuri lebih dalam dari data yang saya print, ternyata oaring yang berdasi yang lewat di depan rumah adalah alumni dari tempat pendidikan yang sama dengan si pejabat. Saya pun melihat masa lalunya dari biodata yang aku baca. Yang mengherankan lagi, sekolah yang akan didatangi anak kecil di samping rumahku tadi, itu temapt pajabat ini menuntut ilmu.
            Saya berpikir apa mungkin sekolah itu tempat mendidik para tikus-tikus berdasi, kalau memang iya bisa-bisa semua orang yang bersekolah di sana itu tikus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar