saya teringat akan sebuah kisah yang terjadi beberapa abad yang lalu, kisah ini menjadi sebuah perdebatan yang panjang sampai hari ini, mungkin kisah ini mengandung dan mengundang beberapa pertanyaan didalamnya, tapi saya hanya mengambilnya menjadi sebuah pengantar dalam tulisan saya ini.
kisah ini bermula dari sebuah kejadian yang mempertemuk...an orang-orang dalam konteksnya.
tomasa hobes adalah seorang filsuf yangterkenal pada jamannya beberapa karyanya sempat dikagumi oleh para penikmat dan orang-orang yang merasa sama dengan tomas hobes, pada suatu hari ia berjalan disebuah daerah dan tiba-tiba ia bertemu dengan seorang agamawan percakapan pun dimulai, tiba-tiba di persimpangan jalan ia bertemu denga seorang pengemis kedua orang ini memperhatikan pengemis tersebut, kemudian tomas hobes merogok kantongnya dan memberikan beberapa keping uangnya kepada orang itu, agamawan bertanya, kamu memberikan uang itu karean ajaran tuhan kamu..???, timas pun menjawab saya tidak memberika uangku kepadanya dengan alasan demikian karean aku tidak tahu siapa itu tuhan, saya hanya memberikan uang kepada orang itu karena dia sama dengan aku sama-sama membutuhkan.
melaluli percakapan diatas kita tidak membahas tuhan tapi apa yang dilakukan dan di berikan oleh tomas hobes dalam lakuaanya apakah dia peduli atau kasihan, sesuai denga tema yang diatas.
banyak orang mengartikan bahwa peduli dan kasiha itu sama atau mungkin hampir mirip, tapi bagi saya kedua kata tersebut sangatlah beda dan mengandung makna yang berbeda pula, kecendrungan masyrakat kita hari ini di tengah himpitan modernitas, memunculkan sebuah sikap yang individualis, yang hanya mementingkan diri sendiri. tatanan masyrakat seperti inilah yang selalu mengundang pertanyaan yang besar dan meang harus kita akui sebagai wujud dari modernitas.
sering kali kita dapati di sekeliling kita orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan atau, masyrakat terpinggirkan, mereka selalu menjadi objek-objek yang sangat pesial buat para akademisi untuk diteliti. tapi saya tidak akan membahas itu terlalu jauh melainkan saya akan memmbahas pertentangan kedua kata di atas.
banyak dari kita salah mengartika sebuah kata, berikut saya akan membahasnya melalui pemikiran saya dan mungkin hampir sama denga pemikiran banyak orang.
dari kata kasihan, sebenarnya kasihan ini muncul ketika kita melihat seorang pengemis yang datang menawarkan gelas untuk di isi dengan muka lusu yang ia tawarkan. maka orang akan merespon kisah tersebut dengan memberikan uangnya karena kasihan, atau mungkin kejadian-kejadian bencana alam, orang dipukuli yang tidak punya salah,atau lain sebgainya, kejadian ini akan memunculkan rasa simpati yang tinggi untuk orang-orang yang terkena tadi, kemajemukan masyrakat kota dengan watak individualisnya karena adanya gempuran modernitas hanya memunculkan sifa simpati atau kasihan.
saya melihatnya disini bahwa kasiha ini muncul karena rasa, dan rasa ini selalu berkaitan denga peresaan atau hati seseorang.
rasa kasihan ini hanya bersifat sesaat atau jangka pendek, dan hanya muncul pada saat tertentu, dan apa bila kita sudah mengalaminya maka muncul sebuah kepuasan tersendiri dan nungkin sifat ini muncul dalam waktu yang panjang untuk melihatnya lagi.
sedangkan peduli banyak yang menginterpretasikannya hampir sama dengan kasihan, melainkan terjadi perbedaan yang cukup mendalam di dalamnya, peduli sering muncul pada orang-orang yang peka akan lingkungannya dan mau berbuat untuk lingkungannya, peduyli sering muncul ketika seseorang mengalami sebuah distorsi pada dirinya, atau membuat dia berfikir balik untuk melihat kejanggalan tersebut, jadi peduli lebih tepatnya saya katakan sebagai sebuah rasio yang terdapat pada manusia, sikap peduli ini memiliki pembuktian untuk kita lihat, contohnya kita mungkin melihat betapa banyak orang yang dilanda bencana, atau mungkin banyaknya orang yang hidup di bawah garis kemiskinan dan bahkan terjadi korupsi maka yang muncul adalan rasio atau sikap peduli kita yang peka dengan lingkungan, rasa peduli ini hanya bisa muncul ketika kita mengasahnya dengan baik, sesuai dengan contoh diatas, yang menyangkut tentang bencanan alam kecenrungan orang-orang yang melihatnya denga rasio akan memberi sebuah simpulan yang panjang dan sekaligus kritis bahwa kejadian tersebuat akibat ulah tangan manusia dimana peran-peran pemerintah yang bekerja sama dengan pemodal menggerogoti alam ini sehingga terjadi sebuah eksploitasi besar-besaran dan meicu gejolak alam.
kencenrunga rasa peduli akan memicu sebuah perlawanan terhadap apa yang iya lihat dan rasakan, sifat seperti ini dalam penerapannya itu bersifat jangka panjang, dan selalu melekat pada tiap individu yang mengerti akan hal tersebut.
begitu pun dengan kemiskinan tadi buakn miskin tapi dimiskinkan oleh negara dan orang-orang yang bersekutu dengannya termasuk para kaum kapitalis, dan elit-elit politik negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar