setelah kita menapaki waktu yang bgtu panjang dalam perjalanan keilmuan, kini tiba saatnya untuk membuat sebuah inovasi yang baru dalam pendidikan kita hari ini, kesemuaan yang kita dapat dalam ruang-ruang kelas menjadi sebuah hantu kegelapan di masa mendatang untuk anak cucu kita nantinya, kesemuan itu terbangun melalui program pemerintah yang tidak memihak kepada masyarakat yang selama ini di anggap oleh pemerintah sebagai masyarakat yang terpinggirkan dimata pemerintah itu.
keterpurukan yang dialami oleh masyarakat kita hari ini menjadi sebuah contoh yang sangat menyakitkan buat semuah aktivis atau pemerhati pendidikan di negeri ini, kesemua itu menjadi hal yang sangat penting untuk kita rampungkan dan memberikan solusi.
kenjanggalan yang terbangun diinstitusi endidikan hari ini sangatlah mencekik para masyarakat yang kurang mampu untuk mengakses yang namanya pendidikan, dikarenakan biaya yang sangat mahal, dan kemudian persyratan yang harus di bebankan kepada orang tua terdidik itu sangat diambang batas kemampuan, mungkin kita dapat mengambil salah satu contoh mengenai seragam sekolah atau mungkin kebutuhan-kebutuhan sekunder lainnya, seperti buku dan alat tulis menulis yang hingga kini harganya terus melambung tinggi yang dikarenakan permainan pasar, kemana lagi generasi bangsa ini akan dididik dengan biaya pendidikan yang begitu selangi, dan dimana lagi mereka mencari sebuah kesejahteraan itu hidup yang layak,yang menurut pemahaman kita selama ini mengenai kesejahteraan (para elitis).mungkin itulah salah satu contoh yang sangat nyata untuk menjadi program kita dalam merubah pendidikan hari ini.
melihat pendidikan kita yang sangat menakutkan dan dapat menghancurkan generasi kita mendatang,
sosok hantu yang paling menakutkan juga terbangun dari tenaga pengajar yang katanya para sarjana yang sudah melalui pendidikan yang sangat tinggi atau para sarjana yang menyatakan dirinya bisa mengajak dan mendidik bangsaa ini untuk lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa lain, itu diluar kelayakan dan kewajaran, meskipun dalam seratus tenaga pendidik mungkin hanya satu dua orang yang memang betul-betul dinyatakan sebagai sosok pencerah dan pengayom dalam mendidik, lulusan yang terbit dari perguruan tinggi yang diarahkan unutk menjadi ahli dibidangnya merupakan sebuah tanda tanya yang besar bagi kita hari ini dan menjadi sebuah ulasan yang harus kita kelola dan menjadi sebuah pergeran untuk menumbangkan para orang-orang yang sok tahu, keberadaan mereka dalam dunia pendidikan memberi luka yang sangat besar untuk kemajuan kita hari ini.
pengelolaan pendidikan yang di kelola sampai saat sekarang ini mengalami sebuah insomnia dimata para pengamat pendidikan yang hanya mampu mengkritik itu, kelemahan-kelemahan yangterbangu dalam diri atau sosok seorang pendidik adalh memberikan sebuah intimidasi atau penjajahan secara mental terhadap anak didik yang mengisi ruang-ruang kelas yang begitu sempit, secara parsialnya kita dapat amati bahwa para pendidik itu menjadikan diri mereka sebagai dewa yang agung sesuai dengan keangkuhan dan ketidak warasan yang berlebiha dalam membawakan, dewa-dewa seperti inilah yang harus kita berikan teguran untuk menapak waktu yang lebih baik.
intimidasi yang diberikan oleh para dosen atau guru terhadap muridnya membawa dampak negatif dalam proses transpomasi ilmu, dampak-dampak yang terbawa bisa menjadi lebih buruk lagi dimasa mendatang apa bila hal ini dibiarkan berjamur dan berkembang biak, salah satu dampak yang akan didapat oleh sipendidik adalah ketakutan yangsangat berlebihan dan tidak dapat mengeksplor idenya kehal-hal yang lebih maju yang disebabkan oleh doktrin-doktrin para dewa yang bergerak dalm ruang kelas.
menyambung hal diatas yang sempat terlewat, kita harus melihat kegedung MPR atau DPR sana sebagai perumus dan pembuat kebijakan yang melibatkan presiden atau kepala negara dalam mengeluarka sebuah peraturan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara, yang katanya untuk meringankan para orang-orang kurang mampu dalam mengakses pendidikan, namun kebijakan itu hanya sebuah omong belaka dan basa-basi publik, bisa saja dana yang di kucurkan oleh pemerintah sempat hinggap di kantong-kantong para elitis yang hanya ingin mengumpulkan kekayaan semata dari hasil pajak yang terkumpul dan yang dikucurkan untuk kecerdasan bangsa.sungguh sangat ironis negeri ini, negara yang sangat memalukan, ibaratnya yang miskin selalu menghidupi yang kaya, sementara yang miskin hidup penuh dengan kemelaratan, menyambung hal yang serupa ternyata masih banyak kita jumpai di beberapa penjuru negeri ini mengenai perdagangan pengetahuan(buku-buku cetak yang dibagikan gratis oleh pemerintah) yang marak dipraktekkan oleh kalangan-kalangan elit demi meraup kenunutngan yang sangat besar, dan belum lagi penjajahan secara metodologi pendidikan yang kita anut selama ini yang memberikan sebuah kepalsuan yang sarat akan sebuah halusinasi yang tidak memberi kepastian.
setelah kita menginjakkan kaki di beberapa pelosok negeri ini, banyak kita jumpai kejanggalan-kejanggala yang menimpa mereka yang merindukan sekolah yang layak untuk di tempati belajar dan memberikan sebuah harapan yang nyata kelak. tapi mungkin itulah sebuah harapan yang tidak akan tersampaikan dengan memperhatikan keadaan sekarang, penjajahan yang dilakukan dalam dunia pendidikan yang sarat akan sebuah politik busuk yang menyeret bangsa ini kedalam jurang tanpa dasar.
pendidikan adalah hak dan milik rakyat, dan mendidik adalah kewajiban dan hal yang paling mulia "soren"
keterpurukan yang dialami oleh masyarakat kita hari ini menjadi sebuah contoh yang sangat menyakitkan buat semuah aktivis atau pemerhati pendidikan di negeri ini, kesemua itu menjadi hal yang sangat penting untuk kita rampungkan dan memberikan solusi.
kenjanggalan yang terbangun diinstitusi endidikan hari ini sangatlah mencekik para masyarakat yang kurang mampu untuk mengakses yang namanya pendidikan, dikarenakan biaya yang sangat mahal, dan kemudian persyratan yang harus di bebankan kepada orang tua terdidik itu sangat diambang batas kemampuan, mungkin kita dapat mengambil salah satu contoh mengenai seragam sekolah atau mungkin kebutuhan-kebutuhan sekunder lainnya, seperti buku dan alat tulis menulis yang hingga kini harganya terus melambung tinggi yang dikarenakan permainan pasar, kemana lagi generasi bangsa ini akan dididik dengan biaya pendidikan yang begitu selangi, dan dimana lagi mereka mencari sebuah kesejahteraan itu hidup yang layak,yang menurut pemahaman kita selama ini mengenai kesejahteraan (para elitis).mungkin itulah salah satu contoh yang sangat nyata untuk menjadi program kita dalam merubah pendidikan hari ini.
melihat pendidikan kita yang sangat menakutkan dan dapat menghancurkan generasi kita mendatang,
sosok hantu yang paling menakutkan juga terbangun dari tenaga pengajar yang katanya para sarjana yang sudah melalui pendidikan yang sangat tinggi atau para sarjana yang menyatakan dirinya bisa mengajak dan mendidik bangsaa ini untuk lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa lain, itu diluar kelayakan dan kewajaran, meskipun dalam seratus tenaga pendidik mungkin hanya satu dua orang yang memang betul-betul dinyatakan sebagai sosok pencerah dan pengayom dalam mendidik, lulusan yang terbit dari perguruan tinggi yang diarahkan unutk menjadi ahli dibidangnya merupakan sebuah tanda tanya yang besar bagi kita hari ini dan menjadi sebuah ulasan yang harus kita kelola dan menjadi sebuah pergeran untuk menumbangkan para orang-orang yang sok tahu, keberadaan mereka dalam dunia pendidikan memberi luka yang sangat besar untuk kemajuan kita hari ini.
pengelolaan pendidikan yang di kelola sampai saat sekarang ini mengalami sebuah insomnia dimata para pengamat pendidikan yang hanya mampu mengkritik itu, kelemahan-kelemahan yangterbangu dalam diri atau sosok seorang pendidik adalh memberikan sebuah intimidasi atau penjajahan secara mental terhadap anak didik yang mengisi ruang-ruang kelas yang begitu sempit, secara parsialnya kita dapat amati bahwa para pendidik itu menjadikan diri mereka sebagai dewa yang agung sesuai dengan keangkuhan dan ketidak warasan yang berlebiha dalam membawakan, dewa-dewa seperti inilah yang harus kita berikan teguran untuk menapak waktu yang lebih baik.
intimidasi yang diberikan oleh para dosen atau guru terhadap muridnya membawa dampak negatif dalam proses transpomasi ilmu, dampak-dampak yang terbawa bisa menjadi lebih buruk lagi dimasa mendatang apa bila hal ini dibiarkan berjamur dan berkembang biak, salah satu dampak yang akan didapat oleh sipendidik adalah ketakutan yangsangat berlebihan dan tidak dapat mengeksplor idenya kehal-hal yang lebih maju yang disebabkan oleh doktrin-doktrin para dewa yang bergerak dalm ruang kelas.
menyambung hal diatas yang sempat terlewat, kita harus melihat kegedung MPR atau DPR sana sebagai perumus dan pembuat kebijakan yang melibatkan presiden atau kepala negara dalam mengeluarka sebuah peraturan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara, yang katanya untuk meringankan para orang-orang kurang mampu dalam mengakses pendidikan, namun kebijakan itu hanya sebuah omong belaka dan basa-basi publik, bisa saja dana yang di kucurkan oleh pemerintah sempat hinggap di kantong-kantong para elitis yang hanya ingin mengumpulkan kekayaan semata dari hasil pajak yang terkumpul dan yang dikucurkan untuk kecerdasan bangsa.sungguh sangat ironis negeri ini, negara yang sangat memalukan, ibaratnya yang miskin selalu menghidupi yang kaya, sementara yang miskin hidup penuh dengan kemelaratan, menyambung hal yang serupa ternyata masih banyak kita jumpai di beberapa penjuru negeri ini mengenai perdagangan pengetahuan(buku-buku cetak yang dibagikan gratis oleh pemerintah) yang marak dipraktekkan oleh kalangan-kalangan elit demi meraup kenunutngan yang sangat besar, dan belum lagi penjajahan secara metodologi pendidikan yang kita anut selama ini yang memberikan sebuah kepalsuan yang sarat akan sebuah halusinasi yang tidak memberi kepastian.
setelah kita menginjakkan kaki di beberapa pelosok negeri ini, banyak kita jumpai kejanggalan-kejanggala yang menimpa mereka yang merindukan sekolah yang layak untuk di tempati belajar dan memberikan sebuah harapan yang nyata kelak. tapi mungkin itulah sebuah harapan yang tidak akan tersampaikan dengan memperhatikan keadaan sekarang, penjajahan yang dilakukan dalam dunia pendidikan yang sarat akan sebuah politik busuk yang menyeret bangsa ini kedalam jurang tanpa dasar.
pendidikan adalah hak dan milik rakyat, dan mendidik adalah kewajiban dan hal yang paling mulia "soren"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar