Kamis, 09 Juni 2011

KINI

                                                        
Enam puluh lima tahun kita menikmati perjangan mereka
Impian yang tertuang selalu menghiasi dirinya
Semesta berbisik padanya ingin mengatakan sesuatu
Angin berseru dan bersua di depan pohon itu
Dipungutnya satupersatu sebuah impian yang berserakan   selama ini
            Gemercik air menghiasi langkahnya
            Dua ratus tujuh puluh juta semut menghadang langkahnya
            Semuanya diam dan terhenya oleh kemerahan langit
Enem puluh lima tahun semut itu menanti kedatangannya
Kain itu terbentang lurus menyampaikan sesuatu
Alam mulai bercengkrama dengannya
Satu-persatu bintang memandanginya
            Satu-persatu tikus mendatanginya
            Jemari mulai bergetar
            Kemolekan bentuk dan tubunya membuatku terpanah
            Ku ingin mengambil dan menghilangkannya
Setan bertanduk semakin Berjaya di depan
Enampuluh lima tahun kita menikmati pahitnya arang
Enam puluh lima tahun kita menikmati panasnya bara
Enam puluh lima tahun kita menikmati racun
            Bibir ini terus berkoar-koar di tengah jalan
            Kepala ini mulai menggoreskan kemaluannya
            Lentik-lentik jari muali menelusuri jalan
Enam puluh lima tahun kita di hinati dan dirampok
Enem puluh lima tahun waktu yang sangat tak jelas keberadaanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar